Gunung Lipan Samarinda dan Misterinya

Gunung Lipan Samarinda dan Misterinya


Tahukah anda dengan Gunung Lipan ?.
Ya, memang nama Gunung Lipan tak asing lagi ditelinga, khususnya bagi orang yang berusia diatas 70 tahun. Sedangkan bagi orang yang baru berumur 50 tahun kebawah, Maka Gunung Lipan hanya cerita saja yang mereka dapatkan, dan belum tentu mereka mengetahui lokasi Gunung Lipan tersebut. Hutan Bambangan, dan darimana didapat nama Gunung Lipan tersebut. Berikut ini cerita tentang misteri dari Gunung Lipan yang diambil dari beberapa pengalaman tokoh warga (Orang tua-tua).

Jika abda melakukan perjalanan, Balikpapan - Samarinda, maka anda pasti akan melewati Gunung Lipan, lokasinya tepat dipinggir Sungai Mahakam, disana juga terdapat sebuah restoran yang bernama Restoran Lipan Hills. Tahukah anda bahwa Gunung Lipan sebenarnya adalah sebuah perkampungan para mahluk harus yang kebanyakan bertubuh kerdil. Pada celah gunung terdapat sebuah air terjun yang menurut cerita, sangat segar airnya jika diminum dan di pakai mandi. Sesekali disana juga kita dapat menjumpai binatang yang disebut Lipan, dengan ukuran 50 Cm, lebar tubuhnya hampir sama dengan daun kelapa. Peristiwa ini juga diceritakan pak Imbran (80), seorang warga asli daerah Gunung Lipan, yang saat ini telah menjadi perkampungan ramai penduduk. Menurut ceritannya, kala itu ia sedang pergi kehutan untuk mencari rotan, ketika melewati air terjun, entah darimana asalnya, ia melihat seorang puteri yang sedang terbang dan turun perlahan disebuah batu dekat air terjun tersebut. Kemudian sang puteri pun melepas selendang dan baju luarnya yang berwarna hijau gemerlap, kemudian sang puteri pun mandi di air terjun tersebut. Disisi lain, ternyata selendang dan baju luar sang puteri tadi, di jaga oleh puluhan lipan dengan ukuran cukup besar dan berwarna coklat kehitam-hitaman. "Saya ingat, hari itu hari Kamis, waktu itu hujan gerimis, saya berteduh di bawah pohon bambu". ungkap pak Imbran, yang kini tinggal di kampung Loa Hui, Kelurahan Harapan Baru.

Tidak hanya Lipan saja, ternyata yang menghuni daerah tersebut, menurut cerita, disana juga terdapat para makhluk gaib yang bertubuh kerdil dan sering berkeliaran, termasuk juga kerap berbaur dengan warga asli setempat, dan biasanya jika keberadaan mereka diketahui, maka makhluk gaib tersebut cepat sekali menghilang dan memasuki hutan dan tak pernah ada yang melihat lagi. Masyarakat yang pernah bertemu dengan orang-orang gaib tersebut, biasanya berasal dari perkampungan yang ada dihutan Gunung Banbangan, yang letaknya tidak tidak begitu jauh dari Gunung Lipan.

Kehidupan makhluk gaib tersebut juga ternyata tak jauh beda dengan manusia, menurut sejumlah pengakuan, Sang makhluk gaib juga berkeluarga, ada suami, istri dan anak-anak. Makhluk tersebut terkadang tak tahan terlalu lama berbaur dengan manusia, mereka kerap kepanasan, apalagi jika dirumah manusia terdapat kitab Suci Al-Qur'an. Tetapi pada dasarnya mereka tidak pernah mengganggu, bahkan mereka sering memberi bermacam-macam hadiah. Jika mereka memberi kita batu, maka batu itu bisa menjadi batu berharga, seperti Berlian, begitu pula jika mereka memberi buah atau kunyit. Buah atau Kunyit itu bisa menjadi gemerlapan emas murni.

Dulu ada beberapa anggota masyarakat yang mencoba memasuki kawasan Gunung Bambangan, namun apapun yang mereka lakukan tak pernah berhasil untuk menemui orang-orang kerdil dan gaib tersebut. Pertemuan bisa saja terjadi, jika orang-orang gaib tersebut menghendaki.

Alm Haji Umbah Ramli, seorang kepala kampung Harapan Baru, pernah menceritakan pengalaman gaibnya kepada Penulis artikel ini (Johansyah Balham) seorang mantan kepala PMD Kecamatan Samarinda Seberang sekitar tahun 1975. Haji Umbah mengatakan bahwa suatu hari ia pernah diundang pada acara pernikahan oleh salah satu keluarga di Gunung Lipan. Undangan tersebut agak terkesan mendadak, soalnya ketika ia baru saja pulang dari kota Samarinda, di tengah jalan ia dicegat atau di hadang dan langsung di giring menuju upacara pesta perkawinan. sebagai seorang Kepala Kampung, tentunya Haji Umbah, mengenal seluruh warga kampungnya. Akan tetapi kenapa pada saat itu, ia yang semula belum pernah melihat atau mengenal orang yang menghadangnya, tiba-tiba saja ia merasa seperti sudah akrab dan kenal lama dengan keluarga sang pengundang tersebut.

Usai pesta tersebut, Haji Umbah, kemudian diantar pulang, sampai di pinggir jalan besar yang menuju rumahnya. Sesampainya di rumah Haji Umbah baru sadar dengan peristiwa yang baru saja ia alami. Dengan rasa penasaran yang tinggi, kemudian ia membawa beberapa warganya untuk kembali ketempat pesta perkawinan tersebut. Namun sayang, ketika mereka sampai ditempat dimana menurut Haji Umbah diantar oleh tuan rumah pesta, yakni di pinggir jalan besar tersebut, Haji Umbah tak tahu dimana jalan besar dan jalan kecil yang tak jauh dari rumahnya. Mereka hanya disuguhi pemandangan berupa hutan dan semak belukar, anehnya lagi Haji Umbah dan beberapa warganya mencium harumnya aroma masakan disekeliling mereka. Setelah beberapa detik menikmati aroma tersebut, mereka di kagetkan dengan datangnya puluhan bahkan ratusan ekor lipan dengan ukuran lumayan besar dan mengelilingi mereka. Dengan perasaan aneh bercampur takut, akhirnya Haji Umbah dan lainnya memutuskan untuk pergi dan pulang kerumah masing-masing.

Samarinda Kota maupun Samarinda Seberang, dulunya banyak cerita atau kisah-kisah misteri dan banyak terdapat daerah angker, tapi hingga kini misteri tersebut tidak pernah terpecahkan keberadaannya. Adapun cerita nyata dan hal gaib yang banyak dialami warga, yakni Gunung Permandian yang telah banyak memakan korban, hingga muncul cerita adanya roh-roh gentayangan anak-anak Belanda yang dulunya terkubur disana. Begitupula halnya dengan cerita liang atau goa bawah air, yang berada disekitar daerah Teluk Lerong, tepatnya disamping Pom Bensin atau bekas rumah Talib Bank, atau rumah yang telah di bongkar, dan pernah juga di tempati Gubernur A. Wahab Syahranie kala itu. Goa tersebut cukup panjang, hingga menuju dibawah tugu Hansip Pasar Segiri sungai Karang Mumus. Begitu pula dengan cerita Gunung Lipan dan Gunung Bambangan, lokasi gunung tersebut tepatnya di pinggir jalan Kampung Harapan Baru, di hulu kampung Sungai Keledang (Sekarang Kelurahan Harapan Baru).

Masih banyak lagi cerita atau hal-hal mistis lainnya mengenai sejarah Gunung Lipan di Samarinda, namun seolah tidak dihiraukan lagi. Pesatnya kehidupan umat manusia, sehingga misteri dan sejarah terjadinya Gunung Lipan atau yang lainnya kini hanya tinggal kenangan dan tak banyak yang dapat menceritakannya kembali secara terperinci, mengenai sejarah tersebut. Padahal dulu, setiap setahun sekali diadakan Pelas Kampung dengan memberikan sesaji, untuk mereka yang tak terlihat. Tujuannya adalah agar manusia biasa yang tinggal ditempat tersebut tidak di ganggu oleh makhluk-makhluk gaib yang juga tinggal disana. Walau demikian, sepatutnyalah para generasi muda untuk lebih mengenal dan memahami sejarah tentang asal usul tempat atau pun nama tempat yang ada di daerahnya, sama halnya dengan Gunung Lipan.

Sumber : www.bongkar.co.id (dengan perubahan seperlunya)
Penulis : Johansyah Balham

Author :

"BALIKPAPAN PUSTAKA". Pangkalan Data dan Informasi - memperkenalkan Potensi dan Pesona Kota Balikpapan dimata dunia. Dengan merujuk pada aspek Geografi, Geopolitik (Negara), wilayah Administratib (Pemerintah daerah) serta konten lain seputar Kota Balikpapan. Saat ini Anda baru saja membaca artikel berjudul : Gunung Lipan Samarinda dan Misterinya.
Share Artikel

Artikel Terkait

2 komentar

Ada sosok penguasa Gunung lipan ciri2 rambut merah kuning. Terbang hutan air terjun.

Dan juga kepala gelinding. Bau busuk menyengat