Mendaratnya Tentara Australia di Balikpapan
Mendaratnya Tentara Australia di Balikpapan
Pada suatu hari yang cerah, 21.000 prajurit dari divisi VII Australia terlihat tengah bersiap menuju Balikpapan, mereka berdesakkan diatas kapal. Kapal tersebut sebenarnya telah bersiaga sekitar 15 KM dilepas pantai Balikpapan, tepat pukul 08.00 kapal-kapal sekutu dari berbagai jenis mulai bergerak mendekati Balikpapan dengan membentuk formasi kipas, mereka dalam posisi siap tembak, ketika perintah terdengar dari radio mereka semua akan menembak.
Aba-aba yang dinantipun akhirnya tiba, secara serentak tembakan sekutu dari laut mulai menghantam kota Balikpapan. Pagi itu, ledakan menggelegar terjadi dipesisir pantai Balikpapan, asap hitam pekat pun kemudian menutupi pemandangan Kota Balikpapan oleh karena tembakan peluru mereka. Selang beberapa waktu setelah asap itu reda, maka giliran pesawat-pesawat yang berasal dari kapal induk Sekutu melakukan pemboman di Kota Balikpapan, Sekutu mencari dan menggempur pos-pos pertahanan Jepang.
Pesawat F6F Hellcat melakukan pemboman lapangan terbang Sepinggan, kemudian ke Parramatta Ridge (Pasir Ridge sekarang), sementara pesawat pembom penukik SB2C Haldiver menghancurkan baterai meriam milik Jepang, lokasinya disekitar Gunung Dubbs, sedangkan pesawat pembom ternado TBM Druman Avanger terbang mengitari muara sungai dan teluk Balikpapan untuk menghancurkan kapal Jepang yang bersembunyi. Pesawat-pesawat Jepang pun memberi perlawanan namun berhasil dirontokkan oleh pesawat Hellcat. sementara pesawat Haldiver juga mendapatkan perlawanan dari baterai meriam anti serangan udara milik Jepang. Disisi lain pesawat pembom ternado berhasil melakukan tugasnya dengan hasil yang gemilang.
Di Muara Jawa sebuah kapal penjelajah milik Jepang berhasil ditenggelamkan, di Muara Pegah, dua kapal Jepang juga dihancurkan, begitu pula di Muara Pantun satu persatu kapal Jepang pun ditenggelamkan sebelum sempat mengadakan perlawanan. saat pesawat-pesawat iru beraksi, pesawat Sekutu yang lainpun berdatangan dari Morotai. Rombongan pesawat itu terdiri dari P-38 Lighning, B-24 Liberator, B-25 Fortress, pesawat pembom Corsair, pesawat pembom Duntless (Amerika) dan pesawat pemburu Beaufighter. Pesawat-pesawat itu menyerang secara serentak. Otomatis kota Balikpapan yang menjadi benteng pertahanan Jepang menjadi hancur dan porak poranda.
Kurang lebih 20 hari, kota Balikpapan menjadi sasaran bom Sekutu, baik dari udara maupun dari laut, dengan demikian Balikpapan harus menanggung kehancuran, tidak hanya bangunan yang hancur dan porak poranda tetapi tumbuhan pantaipun juga ikut hancur berantakan dan yang lebih mengenaskan adalah daerah Kilang Minyak dan Kelandasan hanya tinggal puing-puing yang tiada berarti sama sekali dan dengan porak porandanya Kota Balikpapan, bukan berarti tamatlah sudah riwayat pasukan Jepang tetapi tidak seperti itu karena sebagian dari mereka banyak yang melarikan diri dan bertahan serta bersembunyi di goa-goa seperti digoa Manggar yang tidak tersentuh bom Sekutu. Mereka memasang meriam-meriam dimulut goa dan menembaki pasukan Sekutu yang mendarat.
Perwira Sekutu merasa puas melihat kota Balikpapan hancur, sekalipun Ia sendiri belum yakin jika kekuatan Jepang sudah benar-benar habis. Meriam-meriam Jepang yang terpasang dimulut goa manggar dan mengarah kelaut dan perbukitan, tidak mampu dihancurkan oleh kapal-kapal Sekutu. Perwira tinggi komando Sekutu sepakat akan menjatuhkan bom Napalm untuk menghancurkan pasukan Jepang yang berada dipesisir pantai, maka dikirimlah puluhan pesawat B-29 Super Fortress yang berpangkalan dilapangan Easley Mariana. Tentara Sekutu Australia mendarat di Balikpapan pada tanggal 1 Juli 1945. Usaha pendaratan Sekutu ke Balikpapan dimulai dari serangan laut sejak 26 Juni dan berakhir pada tanggal 15 Juli 1945. Dengan didudukinya Balikpapan oleh Sekutu, maka otomatis Balikpapan terbebas dari tangan Jepang.
Kondisi kota Balikpapan setelah pendaratan Sekutu bisa dibilang hancur berantakan oleh karena serangan meriam Sekutu dari laut, Minyak menjadi berkah sekaligus petaka bagi Balikpapan karna Balikpapan pun ikut terseret oleh keras dan kejamnya perang dunia. Balikpapan dipaksa menjadi bagian dari sejarah perebutan atas hegemoni blok fasis melawan kapitalis dan komunis dunia.
Pasukan Jepang yang terdesak di Balikpapan berusaha melarikan diri ke Samarinda, seperti yang dilakukan oleh pasukan Kamada. Mereka berlari menghindari bayangan kekalahan yang ada didepan mata mereka. Kendaraan mereka akhirnya berhenti setelah 48 KM berjalan, sebab kendaraan mereka kehabisan bensin, akhirnya pasukan Jepang berjalan kaki bersama penduduk sipil yang mengungsi karena Balikpapan kini telah menjadi lautan api akibat bom sekutu dari udara. Mereka melewati jalan setapak untuk menghindari buruan pesawat sekutu. Mereka berjalan melintasi Loa Janan (Perbatasan antara Kutai dan Samarinda sekarang). Mereka berjalan dan terus berjalan melintasi hutan rimba, melawan lapar dan penyakit. Beberapa dari pasukan Jepang juga harus menemui ajal dalam perjalanan menuju Samarinda (mereka diserang malaria, beri-beri dan kelaparan), tercatat sekitar 4000 prajurit tewas selama pelariannya.
Setelah 20 hari pemboman, akhirnya 21.000 prajurit Australia dari divisi VII kemudian mendarat di pantai Balikpapan. Pendaratan pasukan sekutu itu tidak mendapat perlawanan berarti dari tentara Jepang. Saat pendaratan prajurit Australi hanya mendapati tentara-tentara Jepang yang tewas diantara puing-puing akibat hujan bom dari Sekutu, Dalam pendaratan sekutu itu hanya 10 prajurit Jepang yang berhasil ditawan hidup-hidup dan beberapa prajurit Jepang yang tidak mau menyerah melakukan Harakiri ala kesatria Jepang Kuno.
Setelah pasukan Australia mendarat di pantai Balikpapan, Jenderal Dauglas Mac Arthur, bersikeras untuk ikut mendarat. Awalnya Barley, seorang juru sinyal memberi isyarat agar menunda dulu rencana pendaratan sang Jenderal karna mortir Jepang masih sering melintas sebagai bentuk perlawanan namun sang Jenderal tetap bersikeras untuk ikut mendarat, akhirnya terpaksa sebuah sekoci dipersiapkan. Bersama perwira, staff dan wartawan perang, Sang Jenderal kemudian mendarat di pantai Balikpapan. Tanpa rasa takut sang Jenderal ikut menaiki bukit Balikpapan setinggi 200 yard dekat dengan garis pertahanan Jepang. Sang Jenderal kemudian meminjam peta dari seorang Brigadir Jenderal Australia untuk mempelajari posisi musuh. Ditengah hujan peluru Jepang yang byaris mengenai kepala Mac Arthur, tiba-tiba seorang Mayor Australia datang memberi tahu bahwa diatas bukit ada senapan mesin Jepang yang masih aktif. Belum selesai Mayor itu melapor, peluru dari senapan mesin Jepang merentet kearah rombongan Sang Jenderal. saat itu seluruh pasukan tiarap terkecuali Mac Arthur, ia tetap berdiri dan mengamati peta tanpa peduli dengan tembakan senapan mesin Jepang. Selesai mempelajari peta Mac Arthur kemudian mengembalikan peta itu kepada Brigadir jenderal Australia kemudian berkata ayo kita pergi kesana dan melihat apa yang sedang terjadi. Sang Brigadir menyarankan agar serdadu saja yang berpatroli dan mengambil senapan mesin.
Penyerbuan Sekutu ke Balikpapan tidak memberikan manfaat, karena segala fasilitas telah hancur. Kilang Minyak yang mereka temui juga tinggal puing-puing saja. Instalasi minyak sebelum di bom Sekutu sudah lebih dahulu di bumi hanguskan oleh Jepang.
Kekalahan Jepang di Tarakan dan Balikpapan menjadi awal kekalahan Jepang di Indonesia sebelum Sekutu menjatuhkan bom atom di Nagasaki dan Hirosima, yang akhirnya membuat Jepang menyerah tanpa syarat dikapal USS Missouri pada tanggal 14 Agustus 1945.
Pembebasan Balikpapan juga salah satu pembebasan Indonesia dari cengkraman Fasisme Jepang di Asia.