MAKNA BELIMBUR
Belimbur untuk membersihkan diri dari segala kotoran, kejahatan, niat-niat jahat yang sering menguasai diri seseorang, serta memberikan kekuatan untuk menangkis segala bahaya dan malapetaka yang sewaktu-waktu datang menyerang dan melekat dalam diri manusia.
KETENTUAN BELIMBUR YANG HARUS DITAATI
Keharusan :
- Menggunakan air yang bersih
- Menyiramkan air dengan sopan
- Bagi wanita di haruskan memakai pakaian yang tidak tembus pandang apabila basah
- Terbatas pada lokasi yang telah di tentukan
- Tidak boleh marah, apabila terkena/tersiram air.
- Membawa senjata tajam selain petugas keamanan
- Menggunakan air kotor atau benda-benda keras
- Memakai barang perhiasan yang berharga
- Membawa bayi
- Mengendarai kendaraan di dalam lokasi belimbur
Seperti telah di uraikan, bahwa Erau di lakukan untuk upacara keraton, merupakan tradisi warisan zaman Kerajaan/Kesultanan Kutai Kartanegara sejak kelahiran Aji Batara Agung Dewa Sakti dan Puteri Karang Melenu, sampai masa kemerdekaan.
Pada tahun 1971, Erau yang pertama pada masa pemerintahan bupati Drs, H. Ahmad Dahlan, tujuannya untuk pelestarian seni budaya. Erau kini sudah dianggap sebagai awal untuk dijadikan komuditi ekonomi yang biasa di harapkan untuk mendapatkan devisa lewat kunjungan wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnu). Untuk bisa menjaring lebih banyak kunjungan wisatawan, maka Erau itu sendiri perlu adanya penyempurnaan-penyempurnaan acara-acara yang dianggap bisa mempunyai daya pikat dan daya tarik pengunjung yang ingin menyaksikan pelaksanaannya.
POLA ERAU SEBAGAI PESTA BUDAYA
Kebijakan Pemerintah Daerah menjadikan erau sebagai pesta budaya, yaitu dengan menetapkan waktu pelaksanaannya secara tetap pada Bulan september, yaitu di kaitkan dengan Peringatan Hari Jadi Kota Tenggarong.
Pola Erau, tidak lagi di kaitkan semata untuk upacara Adat Kutai Keraton Kertanegara, tetapi lebih di variasi dengan berbagai penampilan ragam seni dan budaya yang ada, serta hidup dan berkembang diseluruh wilayah Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kutai. Oleh karena itu, dalam Erau sebagai pesta Budaya, terdapat dua hal yang penting dalam pelaksanaan kegiatannya, yaitu :
- Kegiatan Pokok
- Kegiatan Penunjang
Kegiatan Penunjang. Yaitu kegiatan yang sama sekali tidak ada kaitannya atau hubungannya dengan upacara adat erau keraton Kutai Kartanegara. Kegiatan penunjang tersebut, semata-mata sebagai tambahan dalam rangka pelestarian nilai-nilai seni dan budaya, agar bisa terus hidup dan berkembang ditengah-tengah perkembangan zaman.
Yang termasuk kegiatan pokok erau, yaitu :
- Menjamu Benua
- Menidurkan Ayu
- Kesenian dan Adat Kutai
- Menyisiki Lembu Suwana, Tambak Karang
- Beluluh
- Bekanjar dan beganjur
- Seluang Mudik
- Belian, Bekenjong
- Dewa Memanah, Besaong Manok, Menjala,
- Bepelas, Tepong Tawar
- Merebahkan Ayu, Beburay dan Syukuran
- Mengulur naga dan Belimbur
- Ziarah Ke Makam Aji Imbut
- Ziarah Ke Kutai Lama.