Tersebutlah 4 orang kakak beradik sekandung yang datang dari lautan untuk bertapa disebuah bukit (Balikpapan). Selama masa pertapaan tersebut, jadilah 3 orang diantara mereka sebagai ular naga yang sangat besar dan melingkari seluruh daratan Kota Balikpapan yang berbukit-bukit. Badan ular naga tersebut meliuk-liuk mengikuti kontur tanah Kota Balikpapan. Mereka bertapa dalam tempo tertentu yang diketahui oleh mereka sendiri untuk membentuk dan menjaga keharmonisan bukit-bukit tersebut. Selesainya waktu pertapaan dan masa untuk meninggalkan bukit tersebut di tandai dengan hujan yang sangat deras. Satu persatu dari mereka akan pergi apabila hujan yang sangat deras menyelimuti bukit-bukit.
Orang-orang tua terdahulu dan yang masih mempercayai cerita tersebut, sangat khawatir apabila hujan turun tiada henti dengan jumlah curah hujan yang besar. Adapun ular naga yang pertama keluar pada kira-kira tahun 1978, dimana saat itu terjadi banjir dan tanah longsor yang mengkhawatirkan seluruh penduduk dan merugikan jiwa dan harta.
Menurut ceritera orang, jalan yang dituju saat itu adalah lautan melewati sekitar Pasar Baru. Yang mana setelah hujan reda dan banjir kering, tanah di jalan tersebut berbentuk seperti ular naga.
Kira-kira tahun 1985, terjadi lagi hujan dengan petir dan mengakibatkan banjir serta tanah longsor yang sangat meresahkan. Terjadi disekitar bukit perumahan Pertamina, yang mengakibatkan pecahnya saluran besar pembuangan air Pertamina dan menimpa perumahan penduduk kampung yang ada dibawahnya dan juga merugikan jiwa dan harta. Setelah hujan reda dan masyarakat mulai berbenah, ditemukan dijalan tersebut, bentuk meliuk seperti jalan ular menembus pagar kawat dan memperlihatkan bahwa kawat tersebut berlubang menuju kearah lautan.
Dari kejauhan dilautan, para pelaut yang tersesat sering melihat titik merah seperti api yang memandang lautan yang mana konon itu adalah mata sang naga. Adapun mengapa naga tersebut keluar dari bukit adalah karena telah tidak senang dengan keadaan kehidupan di bukit-bukit tersebut dan versi lain menyebutkan bahwa telah selesai masa pertapaannya dan ia akan kembali ke laut untuk berpasangan.